Senin, 26 September 2011

penipuan berkedok penugasan seminar dikti

24 sept 2011, pkl : 10.20
Yth : Nuriani Handayani
segera hubungi Bapak Dr. Kunto Nugroho HP,MM kadistik Jateng
0853 1348 0039
Perihal : seminar Gratis Dari Dikti (PR.I UNSOED)

begitu membaca sms tersebut, saya pun penasaran.. "penting bgt gtu yah PR.I UNSOED sms, rajin amat..biasanya juga mau ketemu PR.I UNSOED susah nya bukan main" , saking penasaran saya bls sms tersebut..::maaf..ini siapa yah???? >> Bapak Masyedi Sumaryadi. PR.I UNSOED. Silakan hub bpk kadis sekarang nak agar dijelskan..

semakin heran dengan sms tersebut, saya coba forward kepada akhmad khalil Gibran (geo'2009).. karena kebetulan saat ini kami (geologi UNSOED) akan melaksanakan seminar nasional.. selang 30 menit, ayu utami (geo'2009) menghubungi saya, dan sama seperti saya dia pun penasaran dengan orang yang mengirimkan sama tersebut..

3 hari kemudian.. tepatnya hari ini .. 27 sept 2011
mba ayu menghubungi saya..

geo09 ayu utami_27 sept 2011_12.02
>>teh ulie di minta buat nemenin kepala dinas ke nusa dua bali buat seminar disana.nanti di kasih uang 10Jt lewat rekening teteh..
>>dan teteh disuruh hubungin pa joko orang  dinas nya itu sekarang. dia udah nunggu teteh . ini nomor referensi nya ada di aku buat teteh.
>> 100/semnas/9997175/dikti/2011 direktur kemahasiswaan dikti. Bp Prof Doktor Joko Purwanto Msi. 081281108778.. beneran teh dari unsoed 1 orang, dari UNES 1 orang. cuman 2 orang aja yang dampingi.

makin penasaran dan tergiur dengan uang 10 jt, akhirnya saya langsung mencari info tentang Dr. kunto Nugroho di google..
ini link nya :
http://emka.web.id/review/2011/penipuan-berkedok-penugasan-seminar-dikti/

ternyata semakin canggih modus penipuan zaman sekarang, pelaku bisa tau nama lengkap, no HP, institusi, dan lain sebagainya...."ini adalah sebagian kecil modus penipuan lewat sms dari banyak kasus-kasus penipuan yang ada,,saya menyarankan agar lebih hati-hati.. jangan langsung percaya dan tergiur dengan nominal uang yang sangat besar, segera konfirmasi kepada orang yang tertera di sms tersebut/ orang yang bersangkutan (contoh : PR.I UNSOED).. dan apabila memang itu benar dari dikti, seharusnya ada surat resmi yang langsung dikirim dari dikti lewat uniersitas"

ternyata tidak hanya saya, teman saya pun bernama "anisa riza" mendapat sms tersebut untung nya dia langsung cek kebenaran dari sms tersebut dan segera konfirmasi ke PR.I UNSOED..

Selasa, 22 Maret 2011


Kata Pengantar

            Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. penulis menyadari, laporan yang penulis buat itu bukan merupakan suatu yang instant. Itu buah dari suatu proses yang relatif panjang, menyita segenap tenaga dan fikiran.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.      Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materian selama melaksanakan kuliah lapangan karangsambung.
2.      Pihak penyelenggara Kuliah Lapangan karangsambung tahun 2010 baik dari ITB ( Bapak Bambang Priadi, Bapak Gusti Bagus Edi Sutjipta, Bapak Nurcahyo Eko Basuki, Bapak Chalid Idham Abdullah, Bapak Agus Handoyo Harsolumakso, Bapak Budi Brahmantyo, Bapak Herwin dan Bapak Aswan) maupun dari UNSOED (Bapak Gentur Waluyo, Bapak Mochammad Aziz, Bapak Siswandi, Bapak Sachrul Iswahyudi, Bapak Eko Bayu Purwasatriya) yang telah memberikan pengarahan selama kuliah lapangan karangsambung.
3.      Asisten dari ITB (ka sapta, ka selly, ka dipo, ka ade, ka peya, ka pian, ka adi, ka sendi, ka roy)
4.      Romandar (Geologi unhas 2006) yang selalu memberikan support dan masukan baik dari segi ilmu pengetahuan maupun cara bersikap selama mengikuti kuliah lapangan karangsambung
5.      Teman kostn yang telah menemani selama 25 hari di karangsambung (Amalia wokas, Ratna amalia, Diktri martini, Tri puji astuti, Anik yulianti, Rifha fatiha, Dwianti puspita, Dwi indriyati, Istiana ).
6.      Teman satu kamar di asrama penosogan (Ratna amalia pradipta, Vena NIL, Galih anitasari).
7.      Teman seperjuangan selama mapping (para wanita perkasa : Fitriany amalia, Fitriana hidayah, Aquarista nur atwi, Amalia wokas).
8.      Dan segala pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril-materil kepada saya sehingga saya dapat menjadi seperti hari ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semua kekurangan dan kesalahan pada penulisan laporan ini adalah karena kelalaian penulis sendiri, terutama kesalahan ketik. Sekali lagi penulis memohon maaf. Semoga laporan yang sederhana ini akan ada manfaatnya.



                                                                        Purbalingga, 23 oktober 2010
                                                           
                                                                 Nuriani Handayati

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Karangsambung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah Karangsambung, terletak + 19 Km utara kota Kebumen. Di Kecamatan Karangsambung terdapat Lokasi Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cagar Alam Geologi Nasional-Karangsambung merupakan laboratorium alam untuk mempelajari geologi pada khususnya dan kebumian pada umumnya. Di wilayah Karangsambung dapat dijumpai berbagai jenis batuan Beku, Sedimen dan Metamorfosa sebagai hasil proses tumbukan antara Lempeng Samudra Hindia-Australia dengan Lempeng Benua Eurasia. Karangsambung merupakan dasar samudera. Akibat tumbukan antara tiga lempeng bumi tersebut maka kawasan Karangsambung sekarang terangkat ke permukaan.

Daerah Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada daerah ini terdapat batuan Pra-tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan struktur geologi yang sangat kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada daerah karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng  (subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling bertabrakan tersebut membentuk boudin-boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan yang beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batuan yang terendapkan dengan batuan dominannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga ditemukan batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona palung subduksi tersebut.

Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas jika dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari bentuk morfologi yang berbentuk lonjong-lonjong dan berbukit dengan batuan yang berbeda-beda, stratigrafi daerah ini sangat khas dan membentuk formasi yang beragam, struktur geologi pada daerah ini terdiri dari lipatan, sesar dan kekar. Hal ini yang mendasari bagi penulis untuk melakukan kegiatan penelitian didaerah tersebut, dengan tujuan untuk mempelajarti karakteristik, pengelompokan,dan fenomena-fenomena tektonik yang ada dan tersingkap serta mempelajari dan menganalisa sejarah geologi daerah Karangsambung, khusunya daerah yang menjadi sasaran lokasi pemetaan.

Pemetaan Karangsambung ini merupakan pemetaan wajib bagi mahasiswa Teknik Geologi yang bertujuan untuk memetakan suatu daerah berdasarkan data yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pengambilan data selengkap nya di lapangan merupakan hal yang paling penting meskipun interpretasi dalam pemetaan pada nantinya kembali pada pemahaman masing-masing mahasiswa, tentunya berdasarkan data yang mereka dimiliki.

1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya pemetaan geologi ini adalah :
1.2.1.   Untuk memenuhi salah satu nilai dari mata kuliah geologi lapangan
1.2.2.   Mengetahui bagaimana cara melakukan pemetaan yang baik dan benar sesuai dengan standar pemetaan lapangan yang ada.
1.2.3.   Mempelajari fenomena-fenomena alam yang terjadi di daerah karangsambung terutama pada daerah pemetaan yang didapatkan (gunung cantel).

1.3. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut..

petageologi
contoh peta geologi (formasi batuan)

Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
singkapan1
Contoh singkapan

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :
1.      Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.
2.      Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3.      Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4.      Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :
1.      Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.
2.      Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada.
3.      Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi endapan.



Lintasan (traverse)

Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dan titik akhir sama).

Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.




Interpretasi dan informasi data

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :
1.      Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
2.      Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
3.      Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
4.      Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).
5.      Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
6.      Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan  hidrologi.
7.      Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain :
1.      Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.
2.      Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.
3.      Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi, dan proses sedimentasi.
4.      Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll.

Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :
1.      Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).
2.      Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
3.      Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi).
4.      Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.
trensing
menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan penampang geologi dari data pengamatan singkapan di lapangan.

1.4. Lokasi Penelitian dan Pencapaian Lokasi
Wilayah pemetaan yaitu di daerah gunung cantel, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak terletak + 19 Km utara kota Kebumen dengan luas daerah 3x4 km. Kesampaian daerah penelitian berjarak + 20 km dari perempatan pasar Mertokondo, Kota Kebumen, Jawa Tengah ke arah Utara dan dapat ditempuh + 30 menit dari depan kampus LIPI Karangsambung. Kemudian untuk menuju ke area pemetaaan dapat ditempuh + 15 menit Selatan kampus LIPI Karangsambung.

BAB II
GEOLOGI REGIONAL

Desa Karangsambung yang dikenal sebagai daerah Luk Ulo merupakan salah satu daerah penting dalam bidang geologi. Singkapan di daerah ini merupakan yang terlengkap di Pulau Jawa, berupa singkapan batuan 1beku, sedimen dan metamorfosa berumur Pra Tersier, serta pola struktur khas yang merupakan komponen hasil tumbukan. Di daerah ini kemudian dibangun Kampus Lapangan yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi LIPI.  Batuan tertua berumur Pra-Tersier, terkelompok dalam Kompleks Bancuh Luk Ulo yang terdiri dari fragmen-fragmen batuan-batuan metamorf, beku basa-ultrabasa dan sedimen laut dalam, dengan massa-dasar batu-lempung terekristalisasi. Kontak batuan berupa struktur gerusan merupakan salah satu ciri kompleks ini. Kompleks ini ditutupi oleh batuan sedimen

Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan yang berumur Eosen Akhir dan oligo-Miosen. Formasi Karangsambung terdiri dari batulempung gampingan hingga napal, berwarna abu-abu gelap dan mengkilat. Setempat dijumpai sisipan batulanau dan batupasir gampingan yang memperlihatkan struktur lengseran (slump), blok batugamping  foraminifera (Nummulites dan Discocyclina) yang terimbrikasi, juga konglomerat polimik di sekitar batugamping.

Formasi Totogan sering kali disebut sebagai Satuan Breksi-Lempung. Fragmen dalam lempung bersisik berukuran sampai bongkah, terdiri dari batulempung, batupasir, batugamping, konglomerat dan batuan beku basaltik. Kedua formasi ini mewakili endapan bancuh sedimenter atau endapan olistostrom. Selaras di atas Formasi Totogan dijumpai Formasi Waturanda yang terdiri dari breksi volkanik berselingan dengan batupasir tufan, berumur Miosen Bawah. Secara berangsur litologi yang ada berubah menjadi batupasir gampingan dan napal tufan yang dikenal sebagai Formasi Penosogan. Batuan beku di daerah ini terbentuk dalam tiga periode magmatik, diwakili oleh diabas, andesit basaltis dan riolit. Periode magmatik pertama pada zaman Pra-Tersier berafinitas toleit punggung tengah samudera, produk magmatiknya merupakan bagian dari Bancuh Luk-Ulo.

Periode kedua (Eosen Akhir) dan ketiga (Oligosen) merupakan batuan 
terobosan berafinitas kalk-alkalin berasosiasi dengan proses subduksi.  Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat dokumentasi visual terhadap data geologi 
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 

2.1. Fisiografi Karangsambung
Daerah Karangsambung termasuk kedalam Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Karangsambung terletak pada koordinat 7034’00”-7036’30” LS dan 109037’00”-109044’00” BT dengan ketinggian 100-401 m dpl. Kawasan ini memiliki area seluas 20 x 20 km2. Desa Karangsambung yang berada dan menjadi titik pusat di dalam kawasan ini terletak 19 km di sebelah utara kota Kebumen.















Fisiografi Regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949 op.cit. Hadiansyah, 2005)

Bagian utara kawasan geologi karangsambung merupakan pegunungan Serayu Selatan (meliputi derah dari barat – timur: Purwokerto, Banjarnegara dan Wonosobo). Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan bergelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai ketinggian hingga 520 m.

2.2 Geomorfologi Regional
            Morfologi daerah Karangsambung memiliki kenampakan morfologi yang beraneka ragam. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengaruh deformasi, struktur geologi, erosi, dan jenis litologi yang ada pada daerah Karangsambung.

11.jpg
Foto daerah Karangsambung tahun 1986. Terlihat jelas bentukan bentang alam yang dikenal dengan bentuk amphiteather atau tapal kuda yang terbuka ke arah barat.

Bentang alam Karangsambung dikontrol dua faktor utama yaitu, persebaran litologi dan struktur geologi. Struktur geologi berupa proses pengangkatan akibat perlipatan dan proses pembentukan patahan serta kekar menjadi tahap awal dari ekspresi topografi daerah Karangsambung ini, yang dicirikan oleh bentuk pegunungan lipatan. Selanjutnya proses erosi mengakibatkan tersingkapnya batuan-batuan yang berumur tua. Tingkat ketahanan batuan terhadap proses geomorfik menghasilkan ekspresi topografi yang khas pada daerah ini yang berupa amphiteather.


2.3       Stratigrafi Regional
Menurut Asikin, et al. (1992 op. cit. Triono dan Cahyono, 2000), daerah Karangsambung memiliki urutan stratigrafi dari tua ke muda adalah Kompleks Melange Luk Ulo, Formasi Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Waturanda, Formasi Penosogan, Formasi Halang dan Aluvial (Gambar 2.3).
















Kolom stratigrafi umum Karangsambung. Batuan tertua berumur Kapur  Atas.  (modifikasi Harsolumakso et al., 1996 dari Asikin et al., 1992 op cit. Triono dan Cahyono, 2000 )

            Kompleks Melange Luk Ulo merupakan yang tertua pada daerah Karangsambung bahkan pada Pulau Jawa. Kompleks ini memiliki umur Kapur Atas sampai Paleosen yang terbentuk karena terjadinya proses subduksi antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia (Asikin, 1974 op. cit Hadiyansyah, 2005). Pada kompleks ini terdapat fragmen-fragmen yang dapat dibagi menjadi dua yaitu native blocks yang merupakan bongkah-bongkah selingkungan yang pada umumnya terdiri dari greywacke, dan exotic blocks yang merupakan bongkah-bongkah asing berukuran besar dan berbentuk lonjong seperti boudine terdiri dari sekis, rijang, peridotit, serpentinit, gamping merah, dan gabro.

Kompleks Melange terdiri dari dua satuan yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Pada Satuan Seboro, bongkah-bongkah asing lebih banyak daripada masadasarnya. Pada Satuan Jatisamit, bongkah-bongkah asing lebih sedikit daripada masadasarnya.

Formasi Karangsambung diendapkan tidak selaras di atas  Kompleks Melange Luk Ulo. Formasi ini memiliki umur Eosen yang terdiri dari batulempung bersisik dengan warna hitam perselingan dengan batupasir. Pada formasi ini banyak dijumpai fragmen-fragmen berukuran bongkah seperti konglomerat dan batugamping numulites.

Di atas Formasi Karangsambung, diendapkan Formasi Totogan secara selaras. Formasi ini memiliki umur Oligosen sampai Miosen Awal yang terdiri dari fragmen-fragmen berupa batugamping, lava basalt dan sekis. Kemudian diendapkan Formasi Waturanda secara selaras.

Formasi Waturanda memiliki umur Miosen Awal dengan litologi secara umum adalah breksi sedimenter dengan basalt dan batupasir sebagai fragmennya. Endapan breksi ini terjadi karena proses turbidit.

Formasi Penosogan diendapkan selaras diatas Formasi Waturanda. Formasi Penosogan memiliki umur Miosen Tengah yang terdiri dari batupasir, batulempung, batugamping, dan tuff. Pada bagian bawah formasi ini terdiri dari dominasi batupasir perselingan batulempung, kemudian berubah menjadi dominasi batugamping (kalkarenit) perselingan batulempung. Terdapat juga Breksi Kemangguan yang menjari dengan Formasi Penosogan.

Formasi Halang diendapkan selaras di atas Formasi Penosogan. Formasi Halang memiliki umur Pliosen yang terdiri dari batupasir, batulempung, tuff, dan breksi. Perselingan batupasir dan batu lempung akan semakin menebal ke arah atas.
Endapan aluvial merupakan yang paling muda. Endapan ini memiliki umur Holosen dan pembentukannya terus berlangsung hingga sekarang.

2.4       Geologi Struktur
Daerah Karangsambung memiliki dua periode subduksi (gambar 2.4) sampai saat ini. Subduksi pertama terjadi pada Zaman Kapur Akhir sampai Paleosen (Sucipta, 2006). Subduksi ini memiliki arah baratdaya-timurlaut sehingga struktur-struktur yang terbentuk akan memiliki arah yang sama secara umum. Struktur tersebut dikenal juga sebagai Pola Meratus. Struktur ini diperkirakan terjadi karena adanya subduksi antara Lempeng Eurasia dengan mikrokontinen yang berasal dari Lempeng Indo-Australia.
Gbr5
Perkembangan Subduksi Pulau Jawa. Terjadi perubahan jalur subduksi, ketika Kapur  Akhir berpola meratus, barat daya-timur laut, dan ketika Oligosen berubah menjadi barat-timur (Modified from Katili, 1975 and Sujanto et. Al. 1977 op cit. Triono dan Cahyono, 2000)

Subduksi kedua terjadi pada Zaman Tersier (Sucipta, 2006 op cit. Hadiyansyah, 2005). Subduksi ini memiliki arah barat-timur. Subduksi ini terjadi karena tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia. Subduksi kedua ini terjadi setelah subduksi pertama berhenti dan terbentuk di selatan dari subduksi pertama.
Adanya perbedaan sifat fisik dari batuan akibat gaya tektonik yang berkerja menghasilkan beragam jenis struktur geologi. Selain itu, faktor tekanan dan temperatur juga mempengaruhi sifat dari sifat fisik suatu batuan. Pada daerah ini terjadi deformasi ductile berupa perlipatan raksasa dan juga deformasi brittle yang menghasilkan shear fracture berupa sesar-sesar dan extentional fracture berupa gash fracture, kekar, dll.

Selain itu juga terdapat struktur lain yang berkembang yaitu boudinage/boudine. Struktur ini terjadi akibat adanya  flowstretching searah gerakan tektonik dan hanya terjadi pada batuan yang lebih keras. Sumbu terpanjang boudine akan sejajar dengan arah aliran sehingga sejajar dengan sumbu lipatan. Boudine tersebut terkepung dalam masa dasar berupa lempung hitam dengan ukuran boudine dari kerikil sampai bongkah.














BAB III
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1. Geomorfologi
Dalam pembagian satuan peta geomorfologi didasarkan pada :
1.      Morfologi daerah tersebut seperti perbukitan, pegunungan, lembah, dataran, bias dilihat dari kontur. Seperti kontur yang rapat memperlihatkan daerah yang terjal (pegunungan), kontur yang landai di kelilingi kontur terjal (lembah).
2.      Struktur yang terjadi pada daerah tersebut (sinklin, antiklin, sesar, kekar,dll) atau bias juga dilihat dari bentukan daerah tersebut (homoklin, monoklin)
3.      Geografis daerah tersebut. Penamaan ini dibuat supaya setiap daerah yang memiliki morfologi dan gejala struktur yang sama masih dapat dibedakan dengan menambahkan nama geografis yang paling dikenal seperti pencil, seleranda, cantel, jatibungkus,dll.

3.1.1 Pembagian Satuan Geomorfologi Daerah Gunung Cantel

 
Pada peta geomorfologi daerah penelitian ini dapat dibedakan menjadi 7 satuan geomorfologi, yaitu :
a.        Satuan Perbukitan Homoklin Selaranda
Satuan ini mencakup 28% daerah penelitian. Satuan ini ditunjukkan oleh pola kontur rapat yang membentuk rupa pegunungan, yang berarti satuan ini tersusun atas batuan-batuan yang bersifat resisten terhadap pelapukan, dan keterdapatannya di lapangan satuan ini tersusun oleh litologi breksi. Satuan ini dikontrol oleh arah kemiringan batuan yang dominan menuju ke selatan, begitu pula dengan pola aliran sungai sub trellis yang menandai di daerah ini terdapat kekar-kekar atau bidang lemah lainnya yang kemungkinan terbentuk saat daerah ini terdeformasi. Satuan ini ditandai dengan warna merah.

b.       Satuan Dataran Aluvial Luk Ulo
Satuan ini mencakup 7% daerah penelitian. Satuan ini ditunjukkan oleh pola kontur sangat renggang yang membentuk rupa dataran. satuan ini dikontrol oleh aliran Sungai Luk Ulo yang membawa endapan aluvial. Terdapat bermacam-macam fragmen batuan pada satuan ini dimulai dari fragmen batuan beku, sedimen sampai dengan metamorf. Satuan ini ditandai dengan warna abu-abu.

c.       Satuan Lembah Struktural Sesar Krembeng
Satuan ini mencakup 17% daerah penelitian. Satuan ini ditandai dengan adanya kontur renggang dan kontur yang rapat pada sekeliling daerah tersebut, sehingga dinamakan lembah. Tipe sungainya obsekuen karena berlawanan arah dengan dip. Batuan yang terdapat pada satuan ini adalah batulempung, batupasir dan batu gamping. Dinamakan lembah structural sesar karena pada daerah ini terdapat gores garis yang merupakan cirri dari adanya sesar dan arah kemiringan yang acak-acakan. Satuan ini ditandai dengan warna hijau.


d.      Satuan Lembah Sinklin Kalijaya
Satuan ini mencakup 20% daerah penelitian. Memiliki kontur yang renggang dikelilingi oleh perbukitan atau kontur yang rapat sehingga dinamakan lembah dan membentuk cekungan. Pada lokasi ini terdapat gejala struktur yang tampak jelas yaitu sesar dikarenakan arah dip yang saling berhadapan. Batuan yang terdapat pada lokasi tersebut adalah batulempung, batupasir. Yang didominasi oleh batulempung. Satuan ini ditandai dengan warna orange.

e.        Satuan Pegunungan Sinklin Cantel
Satuan ini mencakup 12% daerah penelitian. Memiliki kontur yang terjal. Pada masing-masing sayap lipatan memiliki arah dip yang saling berhadapan yang membentuk struktur sinklin. Batuan yang terdapat di lokasi tersebut adalah batugamping, batupasir, batulempung, batu pasirtufan yang didominasi oleh batugamping. Satuan ini ditandai dengan warna ungu.

f.        Satuan Lembah Sinklin Pencil
Satuan ini mencakup 11% daerah penelitian. Satuan ini memiliki kontur yang landai dan dikelilingi oleh perbukitan cantel yang memiliki kontur yang terjal. Sehingga member bentukan lembah. Pada daerah ini ditemukan arah dip yang berhadapan di lokasi yang lmayan dekat. Yang diperkitrakan merupakan sumbu dari sinklin nya. Tipe sungai nya subsekuen. Litologi daerah tersebut adalah batupasir, batulempung, dan batugamping. Satuan ini ditandai dengan warna kuning.

g.       Satuan Bukit Homoklin Wudel
Satuan ini mencakup 5% daerah penelitian. Satuan ini memiliki kontur yang rapat dan memiliki kemiringan yang searah sehingga dinamakan homoklin. Batuan dominan batupasir meskipun terdapat pula batulempung disana. Perbandingan antara batulempung dan batupasir adalah 1:5. Satuan batuan ini ditandai dengan warna bitu.


3.1.2 Tipe dan Pola Aliran Sungai pada daerah pemetaan
            Tipe aliran sungai daerah pemetaan terbagi menjadi 3 tipe yaitu :
a.        Konsekuen, pola ini mengikuti arah kemiringan lapisan, terdapat pada sungai-sungai di satuan perbukitan homoklin.
b.       Obsekuen, pola ini berlawanan dengan arah kemiringan lapisan      
c.         Resekuen, pola ini searah dengan jurus lapisan,      

3.2. Stratigrafi
3.2.1. stratigrafi regional
Menurut Asikin, et al. (1992 op. cit. Triono dan Cahyono, 2000), daerah Karangsambung memiliki urutan stratigrafi dari tua ke muda adalah Kompleks Melange Luk Ulo, Formasi Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Waturanda, Formasi Penosogan, Formasi Halang dan Aluvial (Gambar 2.3).
















            Kompleks Melange Luk Ulo merupakan yang tertua pada daerah Karangsambung bahkan pada Pulau Jawa. Kompleks ini memiliki umur Kapur Atas sampai Paleosen yang terbentuk karena terjadinya proses subduksi antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia (Asikin, 1974 op. cit Hadiyansyah, 2005). Pada kompleks ini terdapat fragmen-fragmen yang dapat dibagi menjadi dua yaitu native blocks yang merupakan bongkah-bongkah selingkungan yang pada umumnya terdiri dari greywacke, dan exotic blocks yang merupakan bongkah-bongkah asing berukuran besar dan berbentuk lonjong seperti boudine terdiri dari sekis, rijang, peridotit, serpentinit, gamping merah, dan gabro.

Kompleks Melange terdiri dari dua satuan yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Pada Satuan Seboro, bongkah-bongkah asing lebih banyak daripada masadasarnya. Pada Satuan Jatisamit, bongkah-bongkah asing lebih sedikit daripada masadasarnya.

Formasi Karangsambung diendapkan tidak selaras di atas  Kompleks Melange Luk Ulo. Formasi ini memiliki umur Eosen yang terdiri dari batulempung bersisik dengan warna hitam perselingan dengan batupasir. Pada formasi ini banyak dijumpai fragmen-fragmen berukuran bongkah seperti konglomerat dan batugamping numulites.

Di atas Formasi Karangsambung, diendapkan Formasi Totogan secara selaras. Formasi ini memiliki umur Oligosen sampai Miosen Awal yang terdiri dari fragmen-fragmen berupa batugamping, lava basalt dan sekis. Kemudian diendapkan Formasi Waturanda secara selaras.

Formasi Waturanda memiliki umur Miosen Awal dengan litologi secara umum adalah breksi sedimenter dengan basalt dan batupasir sebagai fragmennya. Endapan breksi ini terjadi karena proses turbidit.

Formasi Penosogan diendapkan selaras diatas Formasi Waturanda. Formasi Penosogan memiliki umur Miosen Tengah yang terdiri dari batupasir, batulempung, batugamping, dan tuff. Pada bagian bawah formasi ini terdiri dari dominasi batupasir perselingan batulempung, kemudian berubah menjadi dominasi batugamping (kalkarenit) perselingan batulempung. Terdapat juga Breksi Kemangguan yang menjari dengan Formasi Penosogan.

Formasi Halang diendapkan selaras di atas Formasi Penosogan. Formasi Halang memiliki umur Pliosen yang terdiri dari batupasir, batulempung, tuff, dan breksi. Perselingan batupasir dan batu lempung akan semakin menebal ke arah atas.

Endapan aluvial merupakan yang paling muda. Endapan ini memiliki umur Holosen dan pembentukannya terus berlangsung hingga sekarang.

3.2.2. Stratigrafi Daerah Gunung Cantel
Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 6 satuan litologi berdasarkan karakteristik litologi dan proses pengendapannya. Berikut urut-urutannya dari yang tua ke yang muda
a.       Satuan Breksi Seleranda
b.      Satuan Batupasir
c.       Satuan Batulempung
d.      Satuan Batugamping
e.       Satuan Breksi Pencil
f.       Satuan Aluvial



















































    1. Satuan Breksi Seleranda
Satuan breksi ini berlokasi di daerah perbukitan seleranda yang merupakan bagian utara dari lokasi pemetaan. Breksi ini adalah breksi formasi waturanda yang berumur miosen bawah sampai miosen tengah. Breksi, hitam, fragmen kerikil-kerakal, matriks pasir sedang, kemas terbuka, non karbonatan, sortasi buruk, porositas baik. Tebal lapisan breksi tersebut adalah 82,9m.

 

Breksi ini diendapkan pada laut dalam dengan arus turbid dicirikan oleh fragmen batuan yang menghalus keatas, atau semakin muda fragmennya berangsur mengecil, dan kemas yang terbuka selain itu dicirikn dengan sortasi yang buruk pada singkapannya.

    1. Satuan Batupasir
Satuan batupasir ini berlokasi di daerah kaligending, kuok, krembengsampai dengan kalijaya. Batupasir ini merupakan anggota dari formasi waturanda yang umurnya lebih muda dari formasi waturanda yaitu miosen awal – miosen tengah. Batupasir, abu-abu terang, silangsiur, kompak, karbonatan, sortasi baik, porositas baik, kemas tertutup, ukuran butir pasir kasar-halus. Tebal lapisan satuan batupasir ini adalah 30m.
Batupasir ini diendapkan di laut dalam dicirikan oleh sifat batupasir yang karbonatan, terdapan struktur silangsiur, graded badding, dan laminasi yang menandakan arus turbidit dan diendapkan selaras setelah pengendapan breksi. Ukuran butir dari mulai breksi sampai pasir ini berangsur dari kasar menjadi halus, yang memperkuat bahwa lingkungan pengendapannya sama.

    1. Satuan Batulempung
Satuan batulempung ini tersebar didaerah kalijaya hilir, kuok, kalikudukulon sampai dengan daerah antara gunung cantel dan wudel.litologi selain batupasir ada juga batulempung, akan tetapi lebihdominan lempung. Batulempung, abu-abu gelap, laminasi, kompak, karbonatan, ukuran butir lempung. Dengan ketebalan 32,5m.
 

Batulempung ini diendapkan selaras dengan batupasir,dilihat dari kemiringan lapisan. batulempung menunjukkan adanya arus suspensi yang mengendapkan mineral yang berukuran lempung. Kalkarenit menunjukkan lingkungan pengendapan laut sehingga lingkungan pengendapan yang paling memungkinkan bagi satuan ini adalah pengendapan laut dalam, namun masih di atas batas zona CCD, karena lempung terendapkan pada arus suspensi yang terdapat di laut dalam dan material karbonat masih belum terurai.

    1. Satuan Batugamping
Satuan batugamping ini tersebar didaerah gunung cantel melingkar sampai dengan tegalsari, ditemukan perulangan perlapisan dikedua daerah tersebut dan dominasi oleh gamping. Batugamping, coklat muda, laminasi, karbonatan, kompak, sortasi baik, porositas baik, kemas tertutup, ukuran butir pasir sedang-pasir halus.tebal satuan batugamping ini adalah 51,3m.
 
Batugamping ini diendapkan selaras setelah batulempung yang meupakan anggota dari formasi totogan, dicirikan dengan adanya perselingan batupasir krbonat, tuff, dan batugamping yang mendominasi perlapisan batuan.lingkungan pengendapan masih sama dengan batulempung yaitu di laut dalam.





    1. Satuan Breksi Pencil
Bongkah breksi dengan warna tanah coklat kemerahan. Awalnya diduga breksi ini hanyalah bongkah akan tetapi setelah melihat warna tanahnya (coklat kemerahan) dapat dipastikan bahwa itu adalah singkapan breksi. singkapan batuan ini memang ada dan sudah lapuk sehingga singkapan ini berubah menjadi bongkah. Ukuran singkapan yang ditemukan di daerah pencil adalah sekitar 2mx3m. merupakan ukuran bongkah yang besar. Breksi, abu-abu terang, fragmen ukuran kerikil sampai dengan kerakal, fragmen andesitic dan basaltic, kemas terbuka, matrik pasir sedang-kasar, porositas baik, non karbonatan. Tebal satuan ini adalah 46,5m
DSC04494
DSC04498
Lingkungan pengendapan breksi ini adalah dilaut dalam dicirikan dengan fragmen batuan, kemas, dan bentuk fragmen yang ada pada breksi tersebut. Satuan breksi ini termasuk dalam formasi haling. Yang diendapkan selaras setelah satuan batugamping. Breksi ini berumur Miocene akhir-pliocene.

    1. Satuan Aluvial
Satuan ini adalah satuan termuda pada daerah pemetaan yang masih berlangsung pengendapannya hingga saat ini, merupakan material lepas-lepas yang terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf dengan ukuran lempung, sampai bongkah. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras yang tersebar di sekitar Sungai Luk Ulo.
ANd9GcTqmry6-s_kK6KlwAm2tOmU1cVLiVxrzIutAYhr4zP_u-ENAY8&t=1&usg=__ZhEqJvs0QSz2lUkvwKiJUxD-2ME=


3.3. Geologi Struktur Daerah Gunung Cantel
Berdasarkan dari keseluruhanhasil pemetaan, ditemukan berbagai macam struktur yang ada di daerah pemetaan tersebut. Di mulai dari selatan daerah pemetaan terdapat struktur lipatan berupa sinklin yang skalanya besar sehingga membagi satuan batuan yang ada. Sinklin ini diciran oleh adanya kemiringan lapisan batuan atau dip yang saling berhadapan dan membentuk sumbu sinklin sepanjang daerah pencil, perbukitan cantel, dan kalijaya. Yang apabila direkonstruksi membentuk suatu lipatan yang besar. Struktur ini terjadi akibat adanya compresi dari arah utara-selatan.
 
DSC04446
DSC01638

Struktur berikutnya ditemukan di sebelah utara dari daerah pencil yaitu daerah krembeng. Terlihat berbagai macam struktur yang terdapat disana, sehingga dari macam-macam struktur yang ada ini kita dapat menyimpulkan gejala apa yang terjadi pada daerah tersebut. Struktur yang terdapat pada daerah krembeng adalah mikrofold, shear farackture, breksiasi dan sesar-sesar minor yang membentuk gores garis. Dengan pitch sebesar 35o dan 45o.dip yang ditemukan pada daerah ini cenderung acak-acakan.

Struktur ini semua terbentuk setelah proses pengendapan batuan yang ada pada lokasi pemetaan. Dapat dilihat dari penyebaran struktur yang tidak merata pada daerah penelitian.

a.      Struktur sesar mendatar
Di daerah krembeng, ditemukan gejala-gejala struktur yang memperlihatkan ada sesuatu yang besar yang memang terjadi disana. Yaitu mikrofold, shear frackture arah kreksiasi dan gores garis yang memperlihatkan adanya struktur sesar yang terjadi  dilokasi tersebut. Dengan hasil pengukuran pitch 35o dan 45o telah dapat lansung diketahui bahwa sesar yang ada pada lokasi tersebut adalah sesar mendatar. Dicirikan oleh pitch yang kurang dari 45o merupakan sesar mendatar, apabila pitch nya lebih dari 45o merupakan sesar naik atau sesar turun.
Masih belum diketahui benar jenis sesar mendatar apa yang ada di lokasi tersebut karena data yang relative kurang. Apabula dilihat dari gejala-gejala yang ada, kemungkinan masih bias diperkirakan bahwa sesar tersebut adalah sesar mendatar yang relative naik karena gaya kompresi yang membentuk sinklin dibagian selatan daerah penelitian.

b.       Struktur perlipatan
Struktur perlipatan di daerah penelitian adalah sinklin di bagian selatan (Cantel).  Sinklin Cantel merupakan ekspresi dari compressional stress dari arah utara-selatan. Kemungkinan perbedaan sifat batuan ikut mempengaruhi morfologi yang ada saat ini, terbukti dengan terdapatnya satuan batugamping di sepanjang punggungan sinklin hingga G.Cantel, yang lebih resistif daripada satuan batulempung yang membentuk morfologi lembah di bagian timur punggungan.

















3.4. Sejarah Geologi
Dari semua data yang didapat, kita dapat mengetahi sejarah geologi yang terjadi di daerah pengamatan tersebut (gunung cantel dan sekitarnya). Dimulai dari sejarah pengendapan batuan, stratigrafi daerah penelitian, struktur yang terjadi pada daerah tersebut dan fosil yang ditemukan pada lokasi penelitian untuk lebih meyakinkan umur batuan tersebut.
geoltimebw
Dimulai dari moicene awal dimana breksi formasi waturanda yang terdapat di bagian utara lokasi pengamatan terbentuk. Breksi ini adalah satuan batuan pertama yang diendapkan di laut dalam dengan arus turbidit yang dicirikan oleh fragmen batuan yang menyudut, fragmen menghalus kearah yang lebih muda, kemas terbuka dan sortasi nya yang buruk. Pengendapan breksi ini terjadi dengan tenang tanpa adanya gejala tektonik yang berarti yang mengganggu pengendapan tersebut.
Setelah pengendapan breksi yang semakin menghalus, kemudian diendapkan pasir kasar yang diendapkan pada waktu yang berbeda. pengendapan ini terjadi dilaut dalam dengan arus turbidit masih sama dengan pengendapan breksi, dicirikan dengan batupasir yang bersifat karbonatan dan struktur batuan nya graded badding. Perlapisan ini diendapkan selaras dengan breksi. Perlapisan batuan ini terbentuk secara berangsur dari breksi menjadi pasir. Makin menghalus ke muda.
Dari Miocene awal menuju miocen tengah diendapakan satuan batulempung yang selaras diatas batupasir, pada satuan batulempung ini sudah mulai memasuki anggota formasi penosogan.pengendapan batuan terus berlangsung di laut dalam, yang dicirkan oleh sifat batuan yang karbonatan. Setelah batulempung terbentuk, kemudian diendapkan selaras diatasnya batugamping di laut dalam akantetapi masih diatas zona ccd, pengendapan terjadi secara normal sampai terbentuk breksi formasi haling yang diendapkan selaras diatas batugamping yang berumur miosen akhir sampai dengan pliosen.
Pengendapan batuan yang terjadi pada daerah pengamatan berlangsung selaras, tanpa adanya gejala tektonik yang berarti, sehingga perlapisan ini diendapkan sesuai dengan hokum superposisi. Sampai terjadi Subduksi. Subduksi ini memiliki arah barat-timur. Subduksi ini terjadi karena tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia.
5-Gambaran-Proses-Terjadinya-Bumi-8
 Gerakan yang berasal dari bumi yang menyebabkan atau menimbulkan bentuk-bentuk tertentu disebabkan karena adanya gaya tegangan yang terdapat di kerak bumi disebut gaya endogen. Gejala tektonik merupakan bagian dari gaya endogen. Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Sedangkan, tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa). Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan dan patahan serta retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat, dan gerak epirogenetik adalah gerak yang menyebabkan muka bumi naik dan turun karena gerak bumi yang sangat lambat serta meliputi daerah yang luas.
lipatan1
deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan pindah dari kedudukannya semula membentuk lengkungan. Selain itu, lipatan adalah lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan yang arahnya mendatar. Lipatan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan bentuk lengkungan, yaitu antiklin dan sinklin.
Pada kasus di daerah pencil ini kita menemukan sebuah lipatan berupa sinklin dan kemungkinan aka nada antiklin pada daerah tersebut.  Pada saat pembentukan sinklin ini, memberikan pengaruh pada daerah diatasnya yaitu daerah krembeng, awalnya daerah krembeng mungkin adalah antiklin akan tetapi karena batuan yang ada di daerah tersebut relafif kompak, sehingga menyebabkan batuan tidak dapat menahan gaya yang ada dan menimbulkan pergerakan berupa sesar geser yang relative naik. Subduksi terus terjadi sehungga menyebabkan  daerah tersebut terangkat, seiring dengan proses pengangkatan ini terbentuklah sungai lokulo yang tidak selaras dengan lapisan batuan sebelumnya. Di sungai ini masih terjadi pengendapan hingga saat ini.


BAB IV
KESIMPULAN

Dilihat dai segi geomormologi nya Daerah Gunung Cantel terdiri dari 7 satuan geomorfologi yaitu: Satuan Dataran Aluvial Luk Ulo, Satuan Perbukitan Homoklin Selaranda, Satuan Lembah Struktural Sesar Krembeng, Satuan Lembah Sinklin Kalijaya, Satuan Pegunungan Sinklin Cantel, Satuan Lembah Sinklin Cantel, dan Satuan Bukit Homoklin Wudel.
Stratigrafi daerah Gunung Cantel dibagi menjadi enam satuan litologi dari yang tua ke yang muda yaitu breksi seleranda, batupasir, batulempung, batugamping, breksi pencil, alluvial. Yang diendapkan dilaut dalam kecuali alluvial yang terbentuk setelah terjadi nya pengangkatan.
Terdapat dua struktur utama di daerah Gunung Cantel, yaitu struktur sesar mendatar yang relatif naik di daerah Krembeng dan struktur lipatan berupa sinklin yang terbentuk di selatan daerah pengamatan, sepanjang 3m dengan sumbu sinklin disepanjang pencil, sampai kalijaya hilir.
Porses pengendapan lapisan batuan secara selaras di lingkungan laut dalam dimulai dari breksi seleranda sampai dengan breksi pencil, kemudian terjadi subduksi yang menyebabkan kompresi pada lokasi penelitian dan menimbulkan struktur-struktur yang ada. Subduksi terus berlangsung, terjadi pengangkatan dan muncul lah daratan sehingga  alluvial dapat terbentuk.











DAFTAR PUSTAKA